TEMPO.CO, Jakarta - Laga semifinal Liga Champions antara RB Leipzig vs PSG pada Rabu dini hari nanti bisa dianggap sebagai lembaran baru sepak bola Eropa. Pasalnya, di belakang kedua tim terdapat kekuatan finansial besar kelas dunia.
RB Leipzig didanai oleh perusahaan minuman energi internasional, Red Bull. Perusahaan tersebut awalnya membeli klub divisi kelima Bundesliga Jerman, SSV Markranstadt, pada 2009.
Sementara PSG saat ini dimiliki oleh Qatar Sport Investment, yang dibelakangnya ada nama Emir Qatar, Tamim bin Hamad al-Thani. QSI membeli klub asal Paris itu pada 2011.
Meskipun sama-sama berdompet tebal, pemilik kedua klub tampak memiliki jalan yang berbeda untuk menuju kegemilangan. Jika Tamim langsung menggelontorkan dana besar untuk membeli pemain-pemain bintang berbanderol mahal, maka Red Bull justru lebih memilih untuk membeli pemain muda potensial berharga murah.
Baca: RB Leipzig Vs PSG di Liga Champions, Ketika Murid Menantang Guru
Laman transfermarkt mencatat total pembelian pemain yang dilakukan RB Leipzig sejak 2009 hingga saat ini tak lebih dari harga total dua pemain bintang PSG, Neymar dan Kylian Mbappe. Total mereka hanya mengeluarkan dana sebesar 336,59 juta euro dalam 11 tahun terakhir, lebih rendah dari total harga Neymar dan Mbappe yang mencapai 357 juta euro.
Sementara neraca belanja PSG meningkat pesat sejak dibeli Tamim pada 2011. Jika pada musim 2010-2011 PSG hanya mengeluarkan dana sebesar 9 juta euro, maka setelah Tamim masuk nilai tersebut langsung membengkak menjadi 107,1 juta pada musim 2011-2012.
Bahkan, sejak masuknya uang dari Qatar itu, mereka tercatat hanya dua kali menghabiskan dana kurang dari 100 juta euro per musim untuk membeli pemain, yaitu pada musim 2014-2015 dan musim 2019-2020.
Total, PSG telah mengeluarkan dana lebih dari 1 miliar euro untuk membeli pemain dalam sembilan musim sejak dibeli QSI.